Minggu, 22 Februari 2015

Brand Ambassador

 

Pernah liat ga iklan suatu produk yang dibintangi oleh artis yang sama berulang-ulang? Contohnya iklan Honda yang dibintangi oleh Agnes Monica dan VJ Daniel. Mereka adalah contoh brand ambassador dari Honda. Kenapa sih Honda memilih Agnes Monica dan VJ Daniel? Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih brand ambassador.

  • Knowledgeable. Sebaiknya brand ambassador yang akan dipilih memiliki pengehtahuan tentang brand perusahaan kita.
  • Innovative. Brand ambassador seharusnya memiliki ide yang inovatif untuk mengenalkan produk kita kepada calon konsumen.
  • Good speaker. Tentu saja brand ambassador harus memiliki kemampuan berbicara yang baik agar kegiatan promosi dapat dilakukan dengan baik.
  • Credible. Sebaiknya brand ambassador memiliki kredibilitas di bidang yang sama sehingga konsumen lebih percaya kepada promosi yang kita lakukan.
  • Good on building relation. Jika seorang konsumen menjadi fans seorang artis, maka ada kemungkinan bahwa fans tersebut ingin mengkonsumsi produk yang menggunakan artis sebagai brand ambassadornya.

Brand Engagement


Tahu kan produk minuman yang bernama Pocaro Sweat, Pocari Sweat yang diciptakan sekitar 40 tahun lalu oleh Otsuka researcher. Pada awalnya Pocari sweat tidak diminati bahkan tidak laku dipasaran. Lalu apa yang dilakukan oleh Pocari Sweat? Mereka melakukan brand engagement agar pdoduk mereka dapat berkembang. Agar brand engagement dapat dilakukan dengan sukses, maka ada hal-hal yang harus diperhatikan.

  • Persepsi. Kita harus menarik perhatian calon konsumen hingga konsumen ingat brand kita. Karena Pocari Sweat adalah minuman pengganti ion, mereka banyak melakukan promosi di tempat-tempat dimana orang biasanya berkeringat dan terus mengedukasi calon konsumen tentang khasiat Pocari Sweat.
  • Komunikasi. Selain merubah persepsi calon konsumen, kita juga harus mengkomunikasikan brand kita. Selain persepsi Pocari Sweat juga mengkomunikasin produknya kepada calon konsumen melalui promosi-promosi.
  • Experience. Memotivasi konsumen ikut merasakan brand experience. Pocari Sweat membagikan 30juta botol free sample kepada calon konsumennya agar konsumen mendapatkan experience.
  • Promise. Menguatkan janji-janji brand kepada konsumen. Agar Pocari Sweat men-deliver janji-janjinya kepada konsumen, mereka telah melakukan research panjang sebelum Pocari Sweat diluncurkan.
Karena Pocari Sweat telah melakukan brand engagement dengan baik, maka produknya pun berkembang dengan pesat dan mempunyai value yang besar dimata konsumen sehingga terbangun loyalitas yang tinggi. Sekian corat-coret gue kali ini, Cheers!








Bad Brand!



Seperti tulisan gue pada entry sebelumnya tentang rebranding, mungkin beberapa brand/logo dibawah ini perlu melakukan rebranding karena adanya perbedaan budaya, bahasa bahkan persepsi. Gue akan memberikan contoh-contoh blunder branding yang lain untuk memberikan contoh mengapa  branding dan market research itu penting.


Bisa dilihat, karena penamaan sebuah brand maka sebuah produk dapat mendapatkan image yang buruk. Jadi sebelum branding/membuat logo ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan seperti diatas.

  • Research. Sebelum branding, kita perlu melakukan research apakah nama yang kita akan gunakan memiliki arti yang buruk pada daerah dimana produk kita akan dipasarkan.
  • Strong Name. Nama yang unik dan mudah diingat penting karena pada daerah tertentu, beberapa kata sulit diucapkan sehingga penting untuk mencari nama yang gampang diucapkan secara universal seperti Coca-Cola.
  • Special Logo. Logo yang kita gunakan harus mudah diingat dan unik sehingga mudah dibedakan dengan logo-logo brand lainnya.
  • Colors. Seperti yang sudah gue bahas pada entry gue sebelumnya, warna dapat merubah persepsi seseorang tentang kualitas suatu produk. Warna juga memiliki arti khusus pada beberapa daerah. Misalkan warna merah di Indonesia melambangkan keberanian tetapi di China, warna merah melambangkan kebahagiaan. Maka penting bagi kita untuk melakukan research sebelum branding. Sekian dulu corat-coret gue kali ini cheers!

Rebranding



Sebelum gue mulai, coba liat logo Pertamina dibawah ini

Pada 10 Desember 2005, Pertamina merubah logonya dari gambar kuda laut dan bintang menjadi panah dengan 3 warna. Tentu saja perubahan drastis ini tidak dilakukan dengan asal-asalan. Logo baru "P" yang membentuk panah menunjukkan bahwa pertamina bergerak secara dinamis. Tiga warna merah, hijau dan biru juga melambangkan beberapa hal. Biru mencerminkan Pertamina yang lebih handal dan dapat dipercaya, Hijau mencerminkan sumber daya dan kepedulian terhadap lingkungan dan merah mencerminkan ketegasan Pertamina. Alasan Pertamina mengganti logonya adalah adanya image baru yang ingin dibangun oleh Pertamina dan adanya pergantian kepemimpinan.

Selain alasan untuk membangun image baru perusahaan, ada beberapa alasan lain mengapa perusahaan melakukan rebranding. Beberapa alasan-alasan lainnya adalah:
  
Mergers, acquisitions and demergers. Rebranding yang dilakukan karena adanya merger/akuisisi biasanya ada perubahan karena adanya perubahan kepemilikan ataupun legal requirement. Contohnya rebranding untuk alasan ini adalah Bank Permata.

Repositioning. Repositioning dilakukan jika target pasar perusahaan sudah berubah dan perusahaan ingin memposisikan dirinya dengan image yang baru.

Reputasi yang buruk. Jika sebuah perusahaan mengalami sebuah kejadian dan mengakibatkan reputasi yang buruk, maka perusahaan dapat melakukan rebranding untuk membangun ulang image yang lebih baik.

Internationalisation. Karena adanya perbedaan budaya atau bahasa, beberapa perusahaan melakukan rebranding karena adanya kemungkinan logo/brand yang digunakan tidak sesuai dengan budaya atau memiliki arti yang buruk dalam bahasa/budaya lain.

Sekia dulu corat-coret gue kali ini. Cheers!

Brand Positioning


Pernah ga sih liat iklan service provider telepon seluler? Kalo diperhatikan tiap perusahaan mempunyai fokus tertentu yang mencoba "dijual" saat melakukan promosi. Jika kita lihat, Tri memberikan harga paket yang paling murah tetapi dari review banyak yang mengeluhkan lambatnya kecepatan internet serta seringnya terjadi gangguan pada jaringan telepon Tri. Selanjutnya, Indosat memberikan harga yang lebih tinggi daripada Tri dengan kualitas yang cukup baik. Untuk XL, harga yang ditawarkan relatif lebih mahal dari Indosat tetapi XL menawarkan paket-paket yang lebih bisa lebih murah dibandingkan Indosat untuk beberapa paket tertentu. Sedangkan Simpati memiliki harga yang paling tinggi dibandingkan provider lain tapi diakui memiliki kualitas yang paling baik dan menjangkau area yang lebih luas. Untuk dipersingkat, gue sengaja buat matriks brand positioning untuk service provider:

Jadi jika kita lihat, semua provider memiliki mangsa pasar yang berbeda-beda jadi mereka menggunakan tag line dan promosi yang berbeda-beda untuk mengejar target pasarnya masing-masing. Tentu saja kualitas yang ditawarkan harus sesuai dengan positioning yang kita pilih. Misalkan Telkomsel ingin menjadi provider premium, maka layanan yang diberikan harus sesuai dengan harga dan janji-janji yang telah diberikan. Selain itu ada beberapa alasan mengapa brand positioning itu penting:

  1. Standing out from the crowd, dengan adanya differentiation yang dilakukan, maka perusahaan kita menjadi unik dan mempunyai pembeda dengan perusahaan pesaing.
  2. Relevancy, jadi dengan adanya brand positioning target market kita akan aware tentang identitas perusahaan kita dan service apa yang akan kita coba deliver sehingga target market akan memilih kita sesuai dengan kebutuhan mereka.
  3. Single focused message, apa yang ingin kita sampaikan kepada konsumen dan apa kita inginkan sebagai identitas perusahaan kita. Sebagai contoh, Apple mempunyai message yang jelas yaitu sebagai barang premium sehingga mereka tidak mengeluarkan varian-varian untuk berbagai macam kalangan seperti Samsung.
Sekian dulu corat-coret gue kali ini, entry selanjutnya gue akan bahas rebranding dan mengapa rebranding itu dilakukan.

Minggu, 15 Februari 2015

Identity

Jadi, tanggal 12 Februari kemaren gue pergi ke Hypermart untuk belanja bulanan dan beli cemilan. Karena udah deket banget dengan valentine day, di Hypermart banyak banget coklat dari M&M sampe Ferrero Rocher. Nah, yang menarik perhatian gue display setiap merk dibuat seakan-akan terpisah. Karena penasaran gue liat berdasarkan apa sih pengelompokan-pengelompokan coklatnya. Setelah gue lihat-lihat, sususan coklatnya berdasarkan harganya.

Setelah gue perhatiin, harga coklat-coklatnya juga punya selisih yang jauh. Contohnya, kita bisa dapat 5 bungkus M&M untuk sebungkus Ferrero Rocher. Kenapa sih ada selisih yang jauh, padahal core produk nya sama, yaitu coklat. Setelah diperhatikan, coklat yang memiliki harga lebih mahal biasanya memiliki packaging yang lebih bagus atau terlihat elegan.


Yang gue maksud dalam cerita diatas adalah packaging merupakan salah satu bentuk dari brand positioning. Packaging merupakan contoh dari kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menunjukkan identitasnya kepada target konsumennya. Contohnya, Ferrero sengaja mengeluarkan biaya lebih untuk package coklatnya agar terkesan lebih mewah karena memang target pasarnya adalah kalangan menengah keatas. Dibandingkan dengan M&M yang mungkin target pasarnya adalah anak-anak sehingga packaging yang dilakukan oleh M&M lebih warna-warni dan disesuaikan dengan target pasarnya. Jadi intinya adalah, packaging itu penting agar menunjukkan identitas perusahaan kita kepada target market sehingga potential buyer juga lebih gampang mengenali produk kita.

Untuk next entry, gue akan menulis tentang hal-hal yang penting saat melakukan brand positioning dan contoh-contohnya. Sekian dulu corat-coret gue kali ini cheers!

Minggu, 08 Februari 2015

Marketing 101



Jadi senin kemaren di kelas brand management, Rex dosen gue nanya dikelas apa sih bedanya marketing dan branding. Ada beberapa jawaban yang muncul dari mahasiswa. Akhirnya Rex bilang, sebelum tau arti marketing, coba sebutin juga apasih tujuan akhir dari marketing. Banyak juga yang bilang kalo marketing tujuan akhirnya adalah naikin sales. Percis seperti gambar diatas, banyak yang ngomong kalo marketing itu marketing-sales-growth.

Dosen gue pun akhirnya ngomong, tujuan marketing sebenernya untuk naikin profit bukan sales, karena bisa aja sales suatu perusahaan naik tetapi profitnya tidak naik. Jadi tujuan akhir dari marketing adalah PROFIT.

Jadi bagaimana sih kita harusnya melakukan kegiatan marketing? Jadi kemaren marketing sendiri dijadi menjadi 3 kelompok besar.

1. Identifikasi
Pada tahap ini ada beberapa yang harus diidentifikasi oleh perusahaan agar kegiatan marketingnya bisa dilakukan secara mantap.
  • Competitor
  • Company
  • Change
  • Customer
 Masuk akal kan? Jadi sebelum kita mulai, kita harus tau siapa sih lawan kita? Apa keunggulan lawan dibandingkan perusahaan kita? Setelah itu kita identifikasi kelemahan perusahaan dan apa keunggulan dari perusahaan kita yang dapat menyaingi kompetitor. Selanjutnya kita juga harus tau perubahan yang kira-kira akan terjadi saat kita terjun kedalam suatu industri, misalkan perubahan harga, peraturan, dll. Lalu kita juga harus tau apa yang kustomer inginkan dan segmen mana yang akan kita layani.

2. Aktivitas Marketing
Pada tahap ini ada beberapa aktivitas yang harus dilakukan agar tujuan marketing dapat tercapai. Beberapa aktivitas yang harus dilakukan adalah:

  1. Mengakuisisi konsumen. Tujuannya agar kita dapat merubah konsumen potensial menjadi kostumen.
  2. Pastikan agar konsumen melakukan pembelian berulang. Simple nya beli lagi dan lebih sering beli
  3. Beli lebih banyak, contohnya McD. Misalkan toko elektronik. Saat tujuan kita membeli sebuah komputer, maka kita akan ditawari aksesoris pelengkap dengan tujuan kita beli lebih banyak. Teknik ini juga sering disebut dengan cross selling.
  4. Buat konsumen menjadi loyal terhadap produk kita. Loyak yang dimaksudkan bukan hanya membeli produk berulang-ulang tetapi juga mampu merekomendasikan produk kita terhadap konsumen potensial yang mudah-mudahan pada akhirnya berubah menjadi konsumen tetap.
3. Result
Setelah melakukan beberapa rangkaian kegiatan seperti diatas, apa sih yang kita ingin capai? Kalo bahasa kerennya "to what end?". Jadi ada beberapa tujuan mengapa kita susah-susah melakukan kegiatan marketing.
  1. Break Even Point. Simplenya sih, supaya perusahaan balik modal dan ga rugi.
  2. Profit. Seperti yang udah gue sebutkan diatas, salah satu tujuan marketing aja memperbesar profit perusahaan
  3. Sustainability/Growth. Disini perusahaan melakukan marketing untuk melakukan pengembangan maupun untuk sekedar bertahan agar tidak hilang dari pasaran. Contohnya adalah produk-produk yang sudah terkenal tetapi masih mengeluarkan budget besar untuk marketing. Contoh (Coca-Cola, Aqua, dll)
Sekian dulu corat-corat gue kali ini. Cheers!

Sabtu, 07 Februari 2015

Brand Equity Part 2

 

Sesuai dengan janji gue pada entry sebelumnya, kali ini gue akan memberikan contoh tentang dimensi-dimensi brand equity. So, karena gue sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Parahyangan Bandung, jadi gue akan menggunakan Unpar sebagai contoh untuk menjelaskan dimensi-dimensi brand equity.

1. Brand Awareness
Seperti yang gue bahas pada entry sebelumnya, Unpar memiliki brand awareness yang baik jika potensial kostumer nya tau informasi-informasi tentang Unpar. Potensial kostumer yang dimaksud adalah orang tua dan calon mahasiswa.

2. Brand Associations
Brand Associations yang dimiliki Unpar dapat dikatakan baik apabila kita menyebutkan kata "parahyangan" banyak yang mengaitkan kata tersebut dengan universitas atau perguruan tinggi.

3. Perceived Quality
Perceived Quality yang dimaksud adalah bagaimana Unpar dipandang oleh kostumer atau potensial kustomernya. Jika banyak orang yang mengatakan lulusan dari Unpar memiliki kesempatan mencari kerja yang lebih baik serta kualitas yang lebih baik dari lulusan universitas lainnya, maka perceived quality yang dimiliki Unpar baik.

4. Brand Loyalty
Unpar memiliki brand loyalty yang baik jika konsumen ataupun potensial kostumer mau merekomendasikan Unpar kepada teman dan saudara mereka. Contoh lainnya adalah jika ada orang tua dan semua anaknya berkuliah di Unpar membuktikan loyalitas kepada Unpar.

Diatas adalah contoh-contoh dari dimensi dari brand equity, selanjutnya gue akan memberikan contoh  pengukuran brand equity.

http://rockresearch.com/wp-content/uploads/2013/12/brand_dev1.jpg
Pada tabel diatas dapat terlihat tingkatan brand equity. Dimulai dari recognizable hingga pelanggan yang puas. Sekian tulisan gue kali ini dan entry berikutnya gue akan bahas tentang marketing. Cheers!

Jumat, 06 Februari 2015

Brand Equity

Jadi kamis kemaren gue liat ada seorang bapak yang lagi nungguin lampu merah di jalan kopo. Terus bapak tersebut memanggil seorang pedagang kaki lima dan si bapak cukup bilang "aqua" langsung saja si pedagang kaki lima memberikan air kemasan dalam botol, walaupun merk yang diberikan kepada si bapak bukan aqua.

Yang jadi pertanyaan gue, kenapa sih bapak tersebut tidak complain kepada si pedagang kaki lima? Bukannya bapak tersebut jelas-jelas menyebutkan merk aqua? Menurut gue, merk besar seperti aqua sudah diasosiasikan dengan air minum kemasan sehingga banyak orang yang menganggap botol air kemasan=aqua.

Dari cerita diatas, udah gue sebut salah satu dimensi dari brand equity yang ada menurut Kevin Keller. Sekarang gue akan jabarkan beberapa elemen yang terdapat di brand equity.
1. Brand Awareness
Brand awareness adalah kemungkinan dimana potential consumer tau akan merk dari sebuah produk/nama dari sebuah perusahaan

2. Brand Associations
Brand associations adalah hal-hal yang muncul di pikiran konsumen saat sebuah merk disebutkan.

3. Perceived Quality
Kualitas yang dipersepsikan oleh konsumen kepada suatu merk produk/perusahaan.

4. Brand Loyalty
Brand loyalty adalah kondisi dimana konsumen mau merekomendasikan produk dari sebuah perusahaan setelah ataupun sebelum memakai produk tersebut.

Seperti yang sudah disebutkan diatas, ada beberapa dimensi dari brand equity dan setiap dimensinya berperan penting dalam perkembangan sebuah merk. Untuk penjelasan lebih dalam tentang brand equity, gue akan memberikan contoh beserta beberapa cara mengukur brand equity di entry selanjutnya. Cheers!