Minggu, 12 April 2015

5 Disciplines of Brand Building pt 1


Sebelum kita membangun sebuah brand, ada beberapa disiplin atau cara yang harus diperhatikan agar brand kita dapat bersaing di pasar dan akhirnya akan memiliki competitive advantage. Setelah gue baca-baca, ada satu tulisan yang membuat gue tertarik yaitu 5 discipline on branding. Jadi 5 discipline ini akan membantu kita untuk memperkecil gap antara branding yang kita lakukan dan ekspetasi konsumen.

1. Differentiate

 Otak kita dirancang untuk memilah informasi dan kita lebih gampang untuk mencari perbedaan diantara informasi yang ada, so be different! Fokus dapat mendukung kita agar mendapatkan diferensiasi jika digunakan secara tepat.
a. Fokus
Fokus adalah salah satu cara agar produk kita mendapatkan diferensiasi. Untuk menilai apakah kita sudah fokus ada 3 pertanyaan yang harusnya dapat dijawab. Who are you? What do you do? Why does it matter? Jika belum dapat menjawab ini, maka sebuah brand kurang fokus. Salah satu cara perusahaan kehilangan fokusnya adalah brand extension. Jadi jangan sampai kita mencari short-term profit tetapi kehilangan long-term value(fokus).


2. Collaborate
Kenapa kolaborasi? Karena dengan adanya synergy maka 1+1=11 maka dengan adanya kolaborasi value brand kita juga dapat bertambah. Ada 3 model yang digunakan untuk kolaborasi:





3.  Innovate
"Creativity is what gives brands their traction in the marketplace". So, how do you know when your idea is innovative? When it scares the hell out of everybody. Brand yang inovatif butuh nama yang 'stand out'. Ciri-ciri 'stand out' name:
a. Distinctiveness
b. Brevity
c. Appropriateness
d. Easy to spell and pronounce
e. Likeability
f. Extendability
g. Protectability

Selain nama yang unik, inovasi juga dapat dilakukan pada dengan cara membuat icon/avatar dan menggunakan packaging. Tidak jarang sebuah brand menjadi mudah diingat karena packagingnya yang unik. Sekian dulu corat-coret gue kali ini, next entry gue akan melanjutkan tentang Discipline of brand building.

5 Disciplines of Brand Building pt 2


Karena minggu lalu gue sudah membahas sebagian dari 5 disciplines of brand building, jadi entry kali ini gue akan menyelesaikan pembahasan tentang disiplin-disiplin dan apa yang ingin dicapai saat kita menggunakan 5 disiplin ini. Langsung aja ya gue mulai pembahasannya.

1. Validate
Kenapa sih brand kita harus di validasi? Karena validasi mengajak audience kita masuk kedalam proses kreatif. Ada 2 cara untuk melakukan validasi sebuah brand yang biasanya sudah banyak diketahui yaitu focus group dan quantitative study. Tapi kedua metode tersebut tidak terlalu efektif dan memakan banyak waktu dan biaya. Ada beberapa cara yang lebih efesien yaitu:
a. Swap test.
Jika trademark/graphic yang ditukar terlihat lebih baik, maka keduanya tidak optimal.



b. Hand Test
Jika trademark ditutup dan kita tidak dapat mengetahui siapa yang memiliki brand, maka brand voice nya tidak distinctive.

c. Field test
Jika konsumen tidak tahu apa konsep produk kita, maka kita gagal untuk mengkomunikasikan konsep produk kita.
Pada field test, kita dapat mengukur: distinctiveness, relevance, memorability, extendability, dan depth of meaning.

2. Cultivate
Brand merupakan organisme yang hidup da bisnis adalah proses bukan entity. Brand dapat dianggap seperti manusia. Jika manusia dapat mengganti baju tanpa mengganti karakter mereka, maka brand juga bisa. Yang perlu dilakukan 'influence the character of a brand'.




Jadi untuk apa sih kita menerapkan 5 disiplin ini? Tujuannya adalah membuat brand kita menjadi brand yang karismatik. Apa itu charismatic brand? Charismatic brand adalah brand yang dianggap oleh konsumen tidak memiliki substitusi. Berikut adalah brand-brand yang dianggap karismatik.

Selain membuat brand kita karismatik, tujuan kita mempelajari 5 disiplin ini adalah memperkecil gap antara brand kita dengan ekspetasi konsumen. Karena semakin kecil gap antara ekspetasi dan brand kita, maka konsumen akan semakin puas. Kepuasan konsumen menjadi kunci dan akan bersifat loyal.
Sekian dulu corat-coret gue kali ini. Cheers!

Kamis, 09 April 2015

 Bedah Brand : Bistik AA


Kalo yang tinggal di Bandung biasanya sih udah pada tau Bistik Astana Anyar atau yang biasa disebut Bistik AA. Warung bistik ini biasanya buka dari pukul 17.00 dan tutup jika habis. Warung nasi bistik ini juga selalu penuh karena harganya yang murah dan rasanya yang enak. Sampai saat ini warung bistik ini belum memiliki logo. Karena belum memiliki logo atau ciri khusus, Bistik AA juga tidak dapat membuka cabang dan bisnisnya dari dulu tidak berkembang pesat. Karena dasar itu menurut gue Bistik AA ini perlu melakukan rebranding.

Hal yang pertama yang perlu dilakukan Bistik AA menurut gue ada merubah positioning nya. Banyak temen gue yang sebenernya suka dengan masakan yang ditawarkan tapi risih dengan tempatnya. Jadi menurut gue layout warung bistik ini perlu dirubah agar image Bistik AA jadi tempat makan yang nyaman.

Kedua, menurut gue Bistik AA merupakan bisnis yang memiliki potensi besar sehingga dapat dikembangkan. Tentunya jika ingin membuka cabang, Bistik AA perlu membuat standar yang memastikan kelangsungan bisnis cabangnya misalkan berapa banyak nasi setiap porsinya atau berapa berat daging per porsi yang akan diberikan.

Ketiga, menurut gue Bistik AA harusnya membuat semacam banner agar orang-orang tahu bahwa warung bistiknya 'ada' disana. Karena kemungkinan ada beberapa orang yang ingin mencoba bistik ini tetapi tidak tahu tempat pastinya. Banner juga bisa diberikan logo agar lebih catchy/menarik perhatian orang.

Menurut gue hal-hal diatas perlu dilakukan jika Bistik AA ingin mengembangkan bisnisnya atau sekedar menjaga bisnisnya agar tetap berjalan dengan baik. Sekian dulu corat-coret gue kali ini :)